kwarcabjakut@gmail.com +62 21 440 1769 (Kantor)   Toko Pramuka Online !

Sejarah Kepramukaan



Sejarah Kepanduan Internasional

Selain di Indonesia, pramuka juga dikenal secara internasional dengan istilah kepanduan atau scouting. Mengutip situs pramuka.or.id, kepanduan dunia bermula dari pemikiran pemuda Inggris bernama Lord Baden Powell of Giwell atau dikenal dengan nama Baden Powell saja.

Powell menulis rangkuman pengalamannya ketika bertugas di India dan Afrika sebagai pasukan militer di masa perang. Powell ditugaskan di pasukan Hussard ke-13 di India pada 1876 dan berpindah-pindah tugas selama 1888-1895 di India, Afganistan, dan Afrika Selatan.

Pengalaman tersebut ditulis dalam buku Aids To Scouting yang merupakan panduan untuk tentara Inggris di lapangan. Di dalamnya mencakup petunjuk cara menjelajahi hutan, mengenal jejak perjalanan yang baru dilewati agar tidak tersesat, mengenali buah-buahan yang dapat dimakan dan air yang dapat diminum, mengenali arah mata angin, dan sebagainya.

Buku tersebut kemudian diuji coba kebenarannya oleh kelompok Boys Brigade, yang kemudian berganti nama menjadi Boy Scout. Inilah asal-muasal pramuka yang dikenal saat ini. Tidak hanya untuk laki-laki, kegiatan tersebut juga menjadi kepanduan untuk putri yang dikenal dengan nama Girl Guides.

Kegiatan kepanduan kemudian mendunia, hingga pada 1920 seluruh pandu sedunia berkumpul di Olimpia, London, Inggris, untuk mengikuti kegiatan Jambore Dunia pertama. Pada 6 Agustus 1920, Baden Powell diangkat sebagai Chief Scout of the World atau Bapak Pandu Sedunia.

Sejarah Lahirnya Pramuka di Indonesia

Sementara itu, pramuka di Indonesia terbentuk sejak munculnya cabang kepanduan Belanda bernama Nederlandesche Padvinders Organisatie (NPO) pada 1912. Namanya kemudian berubah menjadi Nederlands Indische Padvinders Vereniging (NVIP) pada 1916, bersamaan dengan dibentuknya organisasi kepanduan pertama di Indonesia yang didirikan Mangkunegara VII.

Organisasi kepanduan Mangkunegara ini diberi nama Javaansche Padvinder Organisatie (JPO). Kemudian, semakin banyak organisasi kepanduan Indonesia yang didirikan. Mulai dari Hizbul Wahton, Nationale Padvinders, Pandoe Pemuda Sumatra, Jong Java Padvinderij, hingga Indonesische Padvinderij Organisatie.

Namun, Belanda tidak senang jika semua organisasi itu menggunakan istilah Padvinder. Kemudian KH Agus Salim pun memperkenalkan sebutan Pandu atau Kepanduan untuk organisasi terkait. Pada 1928, didirikanlah Persaudaraan Antar Pandu Indonesia (PAPI) yang merupakan gabungan dari organisasi-organisasi kepanduan Indonesia di atas.

Semakin banyak organisasi kepanduan, pemerintah pun menyadari banyak kendala yang harus dibenahi. Salah satunya kurangnya kekompakan antarfederasi kepanduan. Presiden Soekarno pun mengusulkan peleburan semua organisasi kepanduan itu menjadi satu kegiatan dengan nama Pramuka. Soekarno menunjuk Sultan Hamengkubuwono XI, Prof Prijono, Dr A Aziz Saleh, dan Achmadi sebagai panitia pembentukan Pramuka.

Pada 20 Mei 1961, panitia menerbitkan lampiran Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka. Kemudian pada 30 Juli 1961, seluruh tokoh kepanduan Indonesia berkumpul di Istora Senayan Jakarta dan menyatakan bergabung dalam organisasi gerakan Pramuka.

Lalu, pada 14 Agustus 1961, digelar Majelis Pimpinan Nasional (Mapinas) yang dipimpin Presiden Soekarno dan diikuti panitia pembentukan Pramuka serta seluruh tokoh kepanduan Indonesia yang hadir. Mereka memperkenalkan Pramuka pertama kali kepada masyarakat, sehingga hari tersebut dikenal sebagai Hari Pramuka dan diperingati hingga sekarang.

Sumber: https://www.detik.com/jabar/berita/d-6228232/mengenal-4-tingkatan-pramuka-siaga-penggalang-hingga-penegak